Kita tidak bisa menginginkan semuanya menjadi bagus untuk kehidupan kita. Ada yang bagus di sisi sana, kurang bagus di sisi sini. Selalu ada yang dikorbankan. Karena kita melakukan trade-off. Apakah trade-off itu ?
Saya sering diberitahu bahwa binaragawan, yang badannya kekar yang dibentuk oleh body building yang hebat, biasanya kurang pintar sekolahnya. Tentu saja stereotype ini bisa salah bisa benar. Saya tidak mengatakan bahwa mereka bodoh, tapi mungkin kurang menghabiskan waktunya untuk mengasah otak, karena kita semua punya waktu yang terbatas.
Kalau kita perhatikan mereka - para binaragawan, bahkan para olahragawan yang suka berolah raga - akan memperhatikan banyak sumber dayanya pada kegiatan olah raganya. Setiap hari berolah raga. Tidak ada waktu untuk pendidikannya. Saya kenal olahragawan hebat yang seharinya 14 jam berolah raga, lalu kapan membaca buku dan belajar?
Orang yang jagoan ngebut, hebat olahraga ini, hebat olahraga itu, jarang sukses dalam pendidikannya. Karena mereka tidak meluangkan waktunya untuk lebih banyak berkonsentrasi ke pendidikannya. Ini yang dinamakan sebagai trade-off.
Trade-off adalah kompromi. Kompromi untuk menentukan pilihan - dari pilihan yang ada - yang akan lebih banyak kita perhatikan. Mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke sini. Sehingga pilihan lainnya secara otomatis terabaikan. Contoh: kalau kita menentukan pekerjaan dipentingkan untuk lebih cepat, maka kita terlalu mengharap adanya pilihan pekerjaan yang hasilnya akurat. Kalau kita melakukan lebih banyak pekerjaan, maka kualitasnya tidak akan sebaik kalau dikerjakan sedikit.
Ada seorang teman sambil bergurau bertanya kepada saya, "Pak San, mendengarkan berita penting nggak ?" Kalau dihadapkan pertanyaan ini, ganti saya yang bertanya, "Pekerjaan anda apa ?" Kalau pekerjaannya sebagai akunting, maka berita bisnis masih relevan. Tapi kalau berita cuaca - hari ini hujan atau tidak, negara anu mengalami badai salju - tentu tidak berguna bagi kegiatan akuntingnya. Maka dia bisa menghemat waktunya - untuk tidak mendengarkan berita yang tidak relevan - untuk meningkatkan kualitas pekerjaan akuntingnya.
Dalam kehidupan bisnis, kita harus memilih aktivitas-aktivitas yang menguntungkan kita. Kita harus melakukan trade-off. Jadi selalu ada hal yang harus dirugikan. Ada hal yang harus dikompromikan. Tidak bisa kita mau semuanya. Prioritas jadi kunci, apa yang kita dahulukan, dan apa yang kita korbankan?
Kalau kita bisa mengerti hal ini maka kita bisa memilih - kita punya hak untuk memilih - mana yang harus diubah dalam kebiasaan kita supaya kita bisa lebih sukses dalam kehidupan kita. Anda harus sadar bahwa kita semua punya hak untuk memilih, dan menentukan pilihan kita.
Saya sering diberitahu bahwa binaragawan, yang badannya kekar yang dibentuk oleh body building yang hebat, biasanya kurang pintar sekolahnya. Tentu saja stereotype ini bisa salah bisa benar. Saya tidak mengatakan bahwa mereka bodoh, tapi mungkin kurang menghabiskan waktunya untuk mengasah otak, karena kita semua punya waktu yang terbatas.
Kalau kita perhatikan mereka - para binaragawan, bahkan para olahragawan yang suka berolah raga - akan memperhatikan banyak sumber dayanya pada kegiatan olah raganya. Setiap hari berolah raga. Tidak ada waktu untuk pendidikannya. Saya kenal olahragawan hebat yang seharinya 14 jam berolah raga, lalu kapan membaca buku dan belajar?
Orang yang jagoan ngebut, hebat olahraga ini, hebat olahraga itu, jarang sukses dalam pendidikannya. Karena mereka tidak meluangkan waktunya untuk lebih banyak berkonsentrasi ke pendidikannya. Ini yang dinamakan sebagai trade-off.
Trade-off adalah kompromi. Kompromi untuk menentukan pilihan - dari pilihan yang ada - yang akan lebih banyak kita perhatikan. Mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke sini. Sehingga pilihan lainnya secara otomatis terabaikan. Contoh: kalau kita menentukan pekerjaan dipentingkan untuk lebih cepat, maka kita terlalu mengharap adanya pilihan pekerjaan yang hasilnya akurat. Kalau kita melakukan lebih banyak pekerjaan, maka kualitasnya tidak akan sebaik kalau dikerjakan sedikit.
Ada seorang teman sambil bergurau bertanya kepada saya, "Pak San, mendengarkan berita penting nggak ?" Kalau dihadapkan pertanyaan ini, ganti saya yang bertanya, "Pekerjaan anda apa ?" Kalau pekerjaannya sebagai akunting, maka berita bisnis masih relevan. Tapi kalau berita cuaca - hari ini hujan atau tidak, negara anu mengalami badai salju - tentu tidak berguna bagi kegiatan akuntingnya. Maka dia bisa menghemat waktunya - untuk tidak mendengarkan berita yang tidak relevan - untuk meningkatkan kualitas pekerjaan akuntingnya.
Dalam kehidupan bisnis, kita harus memilih aktivitas-aktivitas yang menguntungkan kita. Kita harus melakukan trade-off. Jadi selalu ada hal yang harus dirugikan. Ada hal yang harus dikompromikan. Tidak bisa kita mau semuanya. Prioritas jadi kunci, apa yang kita dahulukan, dan apa yang kita korbankan?
Kalau kita bisa mengerti hal ini maka kita bisa memilih - kita punya hak untuk memilih - mana yang harus diubah dalam kebiasaan kita supaya kita bisa lebih sukses dalam kehidupan kita. Anda harus sadar bahwa kita semua punya hak untuk memilih, dan menentukan pilihan kita.