RSS Feed

Alamat, Nama Rubrik, dan Jumlah Honor Menulis di Media

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category:
Nama media, rubrik, alamat email dan perkiraan jumlah honornya:
Kompas (www.kompas.com)

Kompas termasuk media yang memiliki begitu banyak rubrik untuk masyarakat. Selain opini, ada rubrik lain yang bisa dicoba seperti Teroka dan Teropong. Bedanya, jika rubrik opini muncul setiap hari, rubrik-rubrik lain ada yang tiap satu atau dua minggu. Ada juga rubrik cerpen dan puisi yang muncul setiap hari minggu. Untuk rubrik Cerpen konon sekrang (sampai juli 2011) di asuh oleh Putu Fajar Arcana, sementara untuk rubrik Puisi di asuh oleh Hasif Amini.
Alamat email: opini@kompas.co.id / kompas@kompas.com / kompas@kompas.co.id.
Honor di Kompas konon rata-rata di atas satu juta.

Jawa Pos/Indopos (www.jawapos.com)
Ada beberapa rubrik yang bisa dicoba: “opini”, “ruang putih (esai budaya)”, “di balik buku”, “cerpen”, “puisi” dsb..
Alamat email untuk opini: opini@jawapos.co.id.
Untuk cerpen, puisi, ruang putih kirim ke dos@jawapos.co.id.
Untuk rubrik Resensi buku kirim ke ttg@jawapos.co.id disertai foto penulis dan cover buku.
Oya, email ariemetro@yahoo.com tak lagi digunakan karena, Mas Arif Santoso sudah tidak lagi menjadi redaktur di Jawa Pos tetapi dipindahkan menjadi Pimred di Harian Jogja Raya)

Seputar Indonesia (www.seputar-indonesia.com)
Alamat : redaksi@seputar-indonesia.com. Ada Opini (muncul setiap hari), Kolom Budaya, Resensi, Puisi, Cerpen (ada di hari Minggu saja). Untuk cerpen kirimkan ke donatus@seputar-indonesia.com.
Honor resensi buku 200 ribu. Opini dan Kolom Budaya 400 ribu, Cerpen 400 ribu, puisi sekitar 200 ribu.

Lampung Post (www.lampungpost.com):
Email utama : opinilampost@yahoo.co.id
Untuk Kolom Opini: redaksi@lampungpost.co.id / redaksilampost@yahoo.com
Untuk Esai Budaya/Sastra dan Puisi: lampostminggu@yahoo.com,
Honor Opini 200 ribu, Cerpen 200 ribu

Media Indonesia (www.media-indonesia.com):
Untuk Kolom Opini dan Resensi Buku : redaksi@mediaindonesia.co.id /opinimi@yahoo.com
(Panjang resensi buku maximal 800 kata. Begitu juga dengan Opini. Saat kirim lebih baik semua email dikirimi.
Honor resensi buku dan Opini 400 ribu. Nama Kolom Resensi Buku-nya: Bedah Pustaka)

Bisnis Indonesia:
email: redaksi@bisnis.co.id
(Biasanya tulisan yang nyerempet soal bisnis dan ekonomi. Honor sekitar 300 ribu)

Pikiran Rakyat (www.pikiran-rakyat.com) (Jawa Barat):
Untuk Kolom Opini: opini@pikiran-rakyat.com
Untuk Resensi Buku: kampus_pr@yahoo.com
Untuk Cerpen dan Puisi: ahda05@yahoo.com dan khazanah@pikiran-rakyat.co.id
Honor Opini sekitar 300 ribu.
Honor resensi buku 200 ribu.
Honor Cerpen: 300 ribu
Honor Puisi: 200-300 ribu (tergantung berapa puisi yang dimuat)

Koran Tempo (www.korantempo.com)
Untuk Kolom Opini: koran@tempo.co.id
Untuk Resensi Buku, Esai Sastra dan Puisi kirim ke:
ktminggu@tempo.co.id/ndewanto@mail.tempo.co.id (email Nirwan Dewanto)
Honor cerpen sekitar 700 ribu, Opini sekitar 600 ribu. Resensi buku honor 400 ribu.

Republika (www.republika.co.id)
Umail utama: sekretariat@republika.co.id / redaksionline@republika.co.id
email tersebut bisa digunakan untuk kirim opini, cerpen (Republika tak ada lagi rubrik puisi). jangan lagi mengirim ke email ahmadun21@yahoo.com, karena dengar-dengar Pak Ahmadun Yosi Herfanda sudah tidak lagi di Republika.

Direpublika juga ada rubrik Guru Menulis. Kirimkan ke : akademia.republika@yahoo.com dan cc kan ke email utama.
Kalau cerpen/opininya dimuat kira-kira honornya Rp.400.000. Sementara honor rubrik Guru Menulis sebesar kurang lebih 200ribu. Tetapi sayang, Koran Islami ini kurang menghargai penulis karena honornya dikirimkan dalam waktu yang lama setelah tulisan kita dimuat. bisa lebih dari tiga bulan honor baru dikirim, tentu setelah keringat kita kering.

Suara Karya (www.suarakarya-online.com)
Alamat email: redaksisk@yahoo.com / redaksi@suarakarya-online.com .
Khusus cerpen, dan puisi bisa langsung di kirim ke alamat redakturnya, Bang Ami Herman: amiherman@yahoo.com.
Rublik budaya (puisi, cerpen, catatan budaya) muncul setiap hari sabtu, cek saja web-nya, suara karya biasanya disiplin posting.
Nah, honor untuk Cerpen, Puisi dan Opini adalah 150 ribu. kayaknya dari dulu tidak naik-naik.

Suara Pembaruan (www.suarapembaruan.com)
Email: koransp@suarapembaruan.com
Semua jenis tulisan dikirim ke email itu. Ada Kolom Opini, Resensi Buku, Puisi dan Cerpen. Honor cerpennya 400 rb, puisi 300 rb, resensi 150 ribu (lumayan gede lho, meski tentu dipotong pajak). Dulu ada email budaya@suarapembaruan.com untuk kirim cerpen dan puisi tetapi sepertinya email tersebut penuh dan tak lagi dipakai.

Koran Jakarta (www.koran-jakarta.com)
Email: redaksi@koran-jakarta.com
(Setiap hari ada Kolom Opini (namanya Gagasan) dan resensi buku (Perada). Honor 400 ribu untuk Opini, Resensi buku 280 ribu. Kalau mau dimuat, biasanya ditelfon terlebih dahulu.

Suara Merdeka (www.suaramerdeka.com)
Email umum: naskah@suaramerdeka.info dan wacana_nasional@gmail.com (untuk opini nasional) dan wacana_lokal@gmail.com untuk opini isu lokal. Sementara untuk cerpen dan puisi kirim ke: swarasastra@yahoo.com / ke email redakturnya, Mas Triyanto Triwikromo: triwikromo@yahoo.com
Ini koran Jawa Tengah lho, tetapi sangat terbuka bagi semua penulis dari luar Jateng. Bahkan sebagian besar karya khususnya cerpen dan Puisi didominasi oleh penulis luar Jateng.
Honor cerpen sekitar 400rb, puisi 300 rb, resensi 200 ribu, opini wacana lokal kayaknya juga 200 rb, dan wacana nasional sekitar 400.000.

Di jawa tengah juga ada tabloid yang namanya CEMPAKA MINGGU INI, terbit setiap jum’at. Ada rubrik cerpen, bisa dikirim ke sontrotku@gmail.com. Honornya Rp.150.000. sayang, tabloid ini tidak ada web nya, jadi kalau tulisan kamu dimuat kadang tidak ngerti. Tapi tetap cantumkan nomor rekening, insya Allah honor tetap dikirim kok.

Kedaulatan Rakyat (www.kr.co.id)
Tiap minggu menampung cerpen, puisi, cerkak, cerita anak, resensi buku. Yang saya jelas tahu adalah email untuk kirim puisi dan cerpen ke kedaulatan Rakyat, yaitu: jayadikastari@yahoo.com. Nah, Honornyanya biasnaya berbeda-beda, kayaknya redakturnya menentukan honornya. Ada penulis kaya Mahwi Air Tawar cerpennya mendapat honor Rp.400.000, saya sendiri pertama kali puisi dimuat di koran ini dihargai Rp.100.000, cerpen pernah dapat honor Rp.250.000. begitu...
KR, meskipun punya situs, tapi tak pernah memposting cerpen dan puisinya. Kenapa ya?

Minggu Pagi
Kantornya di dekat KR, masih satu group. Untuk cerpen, puisi, essai sastra dan budaya kirim ke redakturnya, Mas Latief Noor Rochmans (semoga tidak salah tulis): we_rock_we_rock@yahoo.co.id , emailnya aneh ya, dan memang beliaunya senang lagu rock. Hehe...

Honornya Minggu Pagi sudah naik lho. Cerpen: 150.000, puisi (tergantung berapa puisi yang dimuat), kalo satu kolom untuk puisi diisi hanya puisi kita maka honornya sekitar Rp.100.000. Oya, cara koran yang terbit seminggu sekali tiap Jumat ini menghargai tulisan juga sama seperti KR, masing-masing penulis berbeda2 honornya.

Tabloid NOVA
Cerpen, kirim ke nova@gramedia-majalah.com. Honornya Rp. 400.000.

HALUAN (Padang)
Cerpen dan Puisi kirim ke nasrulazwar@yahoo.com . Kata Esya Tegar Putra, honornya mencapai Rp.200 ribu.

Padang Ekspress
Cerpen dan puisi kirim ke: yusrizal_kw@yahoo.com (Padang Ekpress Redaktur). Sejak tahun ini (2011) Padang ekspess penaikkan honor cerpen menjadi 100 ribu.) Bagi kawan-kawan yang dimuat teman yang ada diPadang untuk minta bantuan mengambilkan honornya, karena koran ini jarang2 mentransfer honor penulis. Yang jelas, jangan sampai lupa tanggal pemuatannya.

HARIAN SINGGALANG (Padang)
Cerpen, puisi a2rizal@yahoo.co.id / hariansinggalang@yahoo.co.id / kj_sgl@yahoo.com

Majalah Horizon
Kirim cerpen ke: horisoncerpen@gmail.com, honornya 300 rb
Kirim puisi ke: horisonpuisi@gmail.com, honornya tergantung berapa puisi yang dimuat.
Kalau tulisanmu dimuat di HORIZON, maka akan dikirim sampel majalahnya, jadi, sertakan alamat jelas. kadang-kadang honor juga dikirim lewat wesel, jadi tidak nyantumin rekening tidak masalah.

Selain media di atas, ada beberapa media yang saya tidak tahu persis jumlah honornya, tapi sepertinya berkisar di angka Rp.200.000,-. Ini dia:


(Radar Tasikmalaya)

radar.tasikmalaya@gmail.com


(Redaktur Sastra Radar Tasik)

sanggarsastratasik@yahoo.co.id


(Jurnal Medan untuk cerpen dan Puisi)

tejapurnama@yahoo.com

(Redaktur Analisa untuk cerpen dan Puisi)
rajabatak@yahoo.com


(Riau Pos Cerpen dan Puisi)

budaya_ripos@yahoo.com / habeka33@yahoo.com

Jurnal Nasional
witalestari@jurnas.com
redaksi@jurnas.com

Majalah Alia
majalah_alia@yahoo.com

Majalah Bobo
bobonet@gramedia-majalah.com

Harian Surya Surabaya
surya1@padinet.com

Majalah Mayara Surabaya
cerpenmajalahmayara@gmail.com (cerpen, jangan lupa lampirkan foto)

Radar Semarang, Esai untuk Kolom UNTUKMU GURUKU setiap hari Minggu, kirim ke:
editor@radarsemarang.com

Majalah Esquere
redaksi@esquire.co.id (Majalah Esquire)
cerpen@esquire.co.id (Cerpen Majalah Esquire)

Majalah Kartini
redaksi_kartini@yahoo.com

Majalah Story,
memuat banyak cerpen remaja, kirim ke:
erincantiq@gmail.com (Majalah Story)

Catatan Tambahan :

1. Untuk Rubrik Opini, secara umum tulisan berkisar 700-850 kata.
2. Tulisan bisa dimuat satu hari setelah kirim, satu minggu, dua minggu atau bahkan dua bulan setelah kirim, umumnya juga tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
3. Selain actual, kenali karakter media dengan sering mengunjungi webnya masing-masing.

Kalau kemudian tulisan kita dimuat, dan honor tak kunjung dikirim, memang tidak ada salahnya kita menghubungi sekretariat atau bagian keuangan media tersebut untuk menagih hak kita. Tapi, yang jelas berkarya ya berkarya.... jangan dipusingkan masalah honor tulisan.

Saya harap anda juga berkenan memberikan tambahan informasi mengenai alamat media dan jumlah honor, karena waktu terus bergulir dan banyak hal yang berubah.

Salam kreatif!
Sumber :Kaskus
Baca Selengkapnya.. … Alamat, Nama Rubrik, dan Jumlah Honor Menulis di Media

Terima Kasih

Cara Menulis agar di muat di koran

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category:
Judul Aslinya 'Honor Rp 1 Juta 1 Artikel, Maukah?"

Salam hangat para Kompasianer…
Sebagai seorang kolumnis dan jurnalis yang baru menggeluti profesi ini selama 10 tahun belakangan, hari ini saya ingin berbagai pengalaman menulis dengan Anda. Bila dihitung, artikel saya yang termuat di media cetak baru ribuan buah. Belum terlalu banyak memang, masih kalah jauh dengan para kolumnis senior seperti Goenawan “GM” Muhammad, Emha “Cak Nun” Ainun Nadjib, Amien Rais, M. Sobary, atau penulis kondang lainnya yang rata-rata sudah berkepala 5 ke atas. Sedangkan jumlah artikel milik saya yang ditolak oleh berbagai redaktur koran dapat mencapai angka puluhan ribu tulisan. Masalah dimuat atau ditolak, bagi saya adalah hal yang biasa dan lumrah saja. Toh sekarang ada media online, yang dengan sukarela memuat seluruh tulisan siapapun, kendati tanpa mendapatkan honor atau upah tulisan.
Honor tertinggi untuk sebuah tulisan saya adalah Rp 1 juta. Dipotong pajak 10 persen. Artikel tersebut berjudul “Menunggu Kejutan Paska National Summit” yang termuat pada Rubrik Opini di Suara Pembaruan edisi 2 November 2009. Itu adalah honor tertinggi yang pernah saya dapatkan sepanjang karier kepenulisan saya. Sementara ribuan tulisan lain milik saya pernah termuat di media cetak dan elektronik antara lain di: Kompas, Jawa Pos, Indopos, Bisnis Indonesia, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Suara Karya, Lampungpost, Bernas Jogja, Harian Jogja, Tribun Jogja dan lain-lain. Dan lain-lain ini dimaknakan yakni Merapi, Minggu Pagi, KR Bisnis, Jogja Raya, Radar Jogja, Radar Solo, Solopos, Joglosemar, Pelita, Harian Bhirawa, Medan Bisnis, Harian Global, Bangkapos, Pewarta Indonesia, Kabar Indonesia, Kompasiana dsb.
Di lihat dari titik star, mulai memasuki dunia kepenulisan, bisa dibilang saya sudah telat. Karena baru dimulai pada tahun 2001 silam. Ketika saya menjadi mahasiswa tingkat awal di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Meskipun dalam praktiknya, secara tidak langsung, dunia tulis-menulis sudah sangat saya gemari sejak saya duduk di bangku SD, sangat hobi yang namanya pelajaran bahasa Indonesia serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan bahasa Indonesia, menambah koleksi kosakata dan diksi kata dalam kamus perbendaharaan kata dalam otak saya. Sedangkan melalui IPS, saya bisa menambah bahan pengetahuan untuk menyusun sebuah tulisan yang menarik tentunya.
Ada satu pengalaman menarik ketika saya SD dahulu. Latar belakang keluarga saya yang miskin total, orang tua yang bekerja sebagai buruh tani dan kerja anyaman bambu (besek), jelas tidak mampu menghidupi secara layak sebuah keluarga yang memiliki 7 anak bersaudara. Saya anak yang terkecil. Ketika SD, hampir tiap semester, biaya SPP selalu menunggak. Celana (merah) dan baju (putih) seragam yang saya pakai, bukan baru. Melainkan lungsuran atau bekas seragam milik kakak kandung saya yang lebih tua 2 tahun. Kini ia menjadi jurnalis televisi swasta nasional (TV One) yang bertugas di Jawa Tengah.
Akibat seragam sekolah saya bekas, celana saya berlubang di bagian pantat. Karena saking seringnya dipakai dan tergesek dengan kursi tempat duduk. Kalau dilihat dari kejauhan, seperti sepasang mata sipit. Ini kerap kali menjadi bahan ejekan teman sekelas dan kakak-kakak kelas lainnya. Tidak cukup itu. Uang untuk membeli buku pun nyaris tidak pernah punya. Saking tidak kuasanya saya mempunyai buku, padahal buku tulis saya sudah habis, terpaksa saya memakai satu buku untuk menulis seluruh pelajaran. Jadinya bukunya menjadi semacam gado-gado tulisan.
Nah terpentok habis satu-satunya yang saya andalkan itu habis, saya tidak kehilangan akal. Saya hapus itu tulisan yang terpacak di buku tersebut, khususnya pelajaran yang sudah diberikan beberapa hari yang sudah berlalu. Setelah penuh tulisan, kembali lagi lembaran buku yang sudah terpenuhi tulisan, saya hapus pakai setip (penghapus) yang terletak pada ujung pensil murahan. Hasilnya memang lumayan, masih bisa dipakai. Kendati di sana-sini terdapat lubang-lubang bekas setipan yang terjadi akibat terlalu banyak dihapus.
Tidak kurang akal, saya. Untuk mendapatkan buku baru, saya yang waktu itu baru berumur 7 tahun (SD kelas 2), mengumpulkan buah melinjo milik tetangga sebelah rumah, yang notabene-nya orang terkaya sekampung. Setiap pagi saya mendapatkan sekitar segenggaman tangan buah melinjo. Melinjo-melinjo tersebut jatuh biasanya karena sudah tua, serta sebagian kulitnya krowak (tak utuh) dimakan oleh kelelawar dan tupai. Dalam waktu seminggu, terkumpul kurang lebih tujuh genggaman buah mlinjo yang terjual seharga Rp 900. Uang sebanyak itu sudah bisa untuk membeli buku sebanyak 9 buah, harga masing-masing buku cuma Rp 100. Itu pengalaman tahun 1987 silam, ketika saya masih kelas 2 SD Muhammadiyah Sragan, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Catatan di atas sebagai pengantar untuk memasuki pokok bahasan mengenai dunia tulis-menulis. Menulis adalah masalah perjuangan, komitmen dan kesadaran diri. Menulis adalah proses panjang, untuk memproduk sebuah karya tulis yang orisinal, berangkat dari kesadaran diri penulis melihat berbagai permasalahan yang menjerat kehidupan manusia. Menulis merupakan hasil kreatif berfikir manusia yang dituangkan dalam bentuk karya tulis. Oleh seorang wartawan, karya tulis itu bernama berita. Di tangan para sastrawan, karya tulis itu berubah menjadi cerpen, novel, esai, puisi, sajak, cerita bersambung dan lain sebagainya. Oleh para kolumnis, karya tulis itu dinamakan artikel. Sedang di mata para peneliti dan akademikus, karya tulis itu disebut skripsi, tesis, disertasi dsb.
Rahasia Menulis Produktif
Bagaimana cara mendapatkan ide tulisan atau artikel agar dapat di muat di koran? Begitulah pertanyaan yang berkali-kali dilontarkan kepada saya, ketika diundang menjadi pembicara dalam berbagai acara seminar, workshop atau diklat jurnalistik di mana-mana. Pertanyaan tersebut memang amat substansial. Masalahnya, ada banyak orang yang gagal menjadi penulis karena tidak mempunyai bahan atau ide yang bisa dijadikan dasar pemikiran untuk memulai sebuah tulisan. Untuk menggali dan menumbuhkembangkan munculnya ide, gagasan sebagai bahan menulis atau yang lebih tenar dinamai inspirasi; tradisikan saja dalam diri kita mempunyai minat yang tinggi dalam membaca. Membaca apa saja.
Yang terpenting, melalui proses membaca tersebut menambah stok cakrawala pengetahuan kita. Melalui budaya membaca, misalkan membaca koran, buku, majalah, internet dan sumber referensi bacaan lainnya, akan memperkaya wacana dan pemikiran kita tentang segala hal. Sebenarnya tidak terbatas pada pembacaan pada referensi di atas, tetapi juga kita bisa membaca lingkungan di sekitar kita, alam, pegunungan, laut dan apa saja yang bisa memperkaya cakrawala pengetahuan kita.
Penulis, adalah profesi yang unik dan membutuhkan pemikiran yang kuat. Kalau Anda pingin menjadi seorang novelis, belajarlah dulu menjadi seorang penulis cerpen (cerpenis). Kalau Anda ingin menjadi seorang kolumnis, belajarlah dulu menjadi seorang penulis artikel. Kalau Anda ingin menjadi seorang penulis buku, belajarlah dulu menjadi penulis apa saya yang pokok, ketrampilan Anda dalam menuangkan gagasan bisa tertuang secara sistematik dan fasih dalam menggunakan bahasa jurnalistik.
Saya pernah menjumpai begitu banyak dosen dan guru yang cerdas, memiliki segudang catatan prestasi ampuh dalam menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah dan penelitian ilmiah, tetapi mereka gagal menjadi penulis di media massa cetak maupun elektronik. Persoalannya sederhana. Para intelektual kampus tersebut tidak memahami bahasa jurnalistik yang sederhana. Sehingga mereka gagal dalam mempresentasikan pemikiran mereka kepada publik.
Bahasa jurnalistik itu model bahasa yang ditulis dengan mengedepankan faktor kesederhanaan bahasa, cekatan dan bernas. Formula patennya mengacu pada rumus H5W (how, what, who, when, why, where). Bukan ragam bahasa yang diutarakan dengan bertele-tele dan berliku-liku. Banyak orang yang gagal memuatkan karya tulisnya di media cetak, karena tidak memahami esensi bahasa jurnalistik. Sebagus apapun gagasan dan ide yang dimiliki seorang penulis yang tertuang dalam tulisannnya, tidak akan dimuat di media massa, kalau yang bersangkutan tidak memahami bahasa jurnalistik. Untuk memahami bagaimana penggunaan bahasa jurnalistik, rajinlah membaca koran setiap hari. Amati dan analisa bagaimana para wartawan pada koran yang Anda baca, atau penulis yang termuat karyanya dalam koran bersangkutan, mengutarakan berbagai berita, informasi dan argumentasi dengan gaya bahasa jurnalistik masing-masing.
Kendati masing-masing media memiliki gaya dan cirikhas masing-masing terkait bahasa jurnalistik, tetapi satu yang sama, seluruh media massa mengembangkan bahasa jurnalistik dengan mengemasnya secara menarik, sederhana dan cekatan. Mengapa demikian? Masalahnya segmentasi para pembaca media massa yang beragam, mengharuskan semua informasi yang disajikan dalam media massa harus dikemas secara sederhana dan mengena, sehingga mudah dipahami oleh setiap orang. Bahkan tukang becak pun tidak harus mengernyitkan dahinya untuk memahami apa yang disajikan dalam sebuah media massa cetak maupun elektronik.
Tips Agar Artikel Termuat di Koran
Bagian ini saya kira yang paling Anda nantikan… Bagaimana agar artikel kita bisa termuat di koran, dan sekaligus mendapatkan honor atau uang dari redaksi? Tulisan kita yang berhasil termuat di media massa, berarti pasti akan dibaca oleh ribuan pembaca, bahkan ratusan ribu hingga jutaan pembaca. Melalui tulisan tersebut kita bisa memberikan pencerahan kepada publik. Di samping itu, popularitas nama kita, pasti segera berkibar. Semakin banyak tulisan Anda yang pernah termuat di media massa, dapat dikatakan kualitas karya tulis Anda sudah “bagus”. Sebab untuk bisa menulis di koran atau media massa lainnya, Anda harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan penulis lainnya di seluruh Nusantara. Artikel milik Anda termuat di media massa, berarti Anda telah berhasil menyisihkan artikel milik penulis lainnya.
Sekarang kita bahas, bagaimana agar tulisan Anda segera dilirik oleh para redaktur media massa sehingga segera termuat di koran. Bagi Anda penulis pemula, atau yang baru pertama kali mengirimkan karya tulisnya di media massa, jangan terlalu pesimistis naskah tulisan Anda akan ditolak begitu saja oleh para redaktur media massa. Yang perlu Anda lakukan adalah dengan membuat karya tulis sebagus mungkin, taati aturan teknis dalam kepenulisan sesuai keredaksian media massa yang akan Anda sasar, kemudian kirimkan naskah tersebut cukup melalui email saja. Ingat cukup melalui email saja, sebab saat ini sudah hampir seluruh media massa menyediakan alamat email untuk para penulis. Tidak seperti dahulu kala, ketika penulis baru mulai meniti dalam dunia kepenulisan, saya masih mengirimkan naskah tulisan saya melalui jasa pos, atau mengantarkannya langsung ke redaksi koran, setelah naskah tulisan saya cetak dan masukkan dalam amplop putih.
Sekarang teknologi sudah sangat memanjakan kita. Anda tidak perlu lagi mencetak artikel milik Anda, dan mengirimkannya ke redaksi koran melalui jasa pos. Anda juga tidak perlu repot lagi mengetik naskah Anda menggunakan mesin ketik manual, dahulu saya pernah mengalaminya pada tahun 1999, ketika saya baru saja lulus dari bangku SMA.
Betapa ruginya Anda jika pada zaman yang serba dimanja teknologi ini, Anda tidak bisa menjadi penulis di berbagai media massa. Kalau Anda tidak mempunyai laptop (komputer jinjing), Anda bisa memakai jasa warung internet, yang bertebaran di sekeliling tempat tinggal Anda. Kalau Anda tidak mempunyai komputer untuk mengetik, ada banyak usaha rental komputer di sekitar kampus atau tempat tinggal Anda yang bisa dipergunakan. Kalau Anda belum bisa mengetik menggunakan komputer, minta saja rekan atau famili Anda untuk mengajarinya.
Bagi Anda para penulis yang kerap tulisannya masih ditolak oleh para redaktur media massa, ya jangan mudah putus asa. Kirimkan terus karya Anda, jangan hanya terpaku mengirimkan tulisan Anda di media massa yang terbit di kota Anda, tetapi bidik juga media massa yang terbit di luar Jawa.
Bagaimana kriteria artikel yang menarik itu? Sederhana saja, harus mengangkat isu teraktual, gaya pembahasan yang cerdas, progresif tetapi tetap santun. Utarakan dengan bahasa jurnalistik yang sederhana, cekatan dan mengena. Kalau dapat, sertakan dalih-dalih ilmiah (logis) yang disertai dengan fakta-fakta yang menarik.
Berbicara masalah honor, ini sedikit sensitif ya… Tapi bolehlah berbagi sedikit informasi. Bahwasannya masing-masing media menetapkan honor untuk setiap artikel yang termuat di media massa bersangkutan, nilainya berbeda-beda. Ada yang kasih honor Rp 100 ribu, Rp 145 ribu, Rp 250 ribu, Rp 300 ribu, Rp 500 ribu, Rp 1 juta dan lain-lain. Tetapi bagi saya, honor tidak begitu penting, yang lebih substansial adalah masalah komitmen kita untuk terus berkarya dan memberikan pencerdasan pada publik.
Nah selamat berkarya, dan kabari saya bila naskah Anda termuat di media massa cetak atau elektronik. Saya pasti akan sangat senang dan bangga dengan Anda, akhirnya bisa melakukannya juga… (***)

*) Makalah eksklusif ini akan saya sampaikan dalam Seminar Jurnalistik (“Gratis”) di Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Ahad Kliwon, 18 Desember 2011 (hotline: 08179447204, e-mail: padiyanto@yahoo.com) Langsung ke TKP
Baca Selengkapnya.. … Cara Menulis agar di muat di koran

Terima Kasih

Khasiat Tanaman Pare (Momordica charabtia)

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category:
WONOGIRI, suaramerdeka.com - Tanaman pare (Momordica charabtia) memiliki banyak khasiat. Jenis tanaman semak semusim dari kawasan tropis ini, telah menyebar di hampir seluruh pelosok Nusantara. Tanaman menjalar ini, mampu dijadikan obat penyembuh penyakit dan penjaga kesehatan.

Di kalangan masyarakat pedesaan, buah pare dapat untuk penyembuh diabetes, sakit bisul, penambah ASI (Air Susu Ibu), dan bronkhitis. Daunnya, jadi obat demam nifas, sakit ulu hati, dan memberantas cacing kremi.

Meski demikian, budidaya tanaman pare terbatas dilakukan dalam lahan sempit, di tanah pekerangan, tegalan atau di sawah yang lepas panen.
Tapi pada sebagian petani anggota Kelompok Tani 'Esti Mulyo' Dusun Sanggrong Desa Mlokomanis Wetan Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, tanaman pare kini dibudidayakan secara intensif. Karena bijinya kini laku dijual, dan menjadi komoditas ekspor. Biji pare yang mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid dan asam momordial ini, banyak dibutuhkan oleh Jepang. ''Per kilogram biji pare varietas lokal laku Rp 80 ribu. Kemudian biji pare jenis hibrida, harganya Rp 120 ribu per kilogram,'' tutur Sartono.

Sebagai petani maju anggota Kelompok Tani Estu Mulyo, Sartono, menyatakan, budidaya tanaman pare dilakukan melalui jalinan kemitraan kerjasama dengan PT Bisi. ''Kerjasama budidaya tanaman pare ini, diikuti oleh empat petani peserta kebun demplot. Terdiri atas petani Sartono, Parman, Saryono dan Marjo,'' tutur Kepala Dusun (Kadus) Sanggrong, Marsudi.
Sejak tanam sampai berbuah, ungkap Sartono, memerlukan waktu tiga bulan. ''Tapi begitu berbuah, selama sebulan lebih petani pare dapat memetik terus hasil buahnya secara rutin, sampai akhirnya tanaman pare itu mati,'' ujarnya.
Sartono, menyatakan, tidak menghitung total perolehan uang dari hasil tanaman pare-nya. ''Yang jelas, keuntungan dari menanam pare dapat bernilai lipat tiga kali dari hasil membudidayakan tanaman padi atau palawija,'' tuturnya.

Keberhasilan budidaya tanaman pare ini, ditinjau para ahli botani dan ahli bilogi dari LIPI pimpinan Prof Dr Ir Bambang Prasetyo. Ikut serta dalam kunjungan itu, Dr Misdin dari Bappenas dan Kapuslit Biologi LIPI Dr Siti Nurmaliati Priyono, serta peneliti strater pupuk organik Dr Sarjia Antonius. Kunjungan mereka diantar oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Wonogiri Drs Mulyadi MM, bersama Anggota DPRD Jateng Subandi PR SPd, dan sejumlah anggota Dewan Wonogiri.

Secara resmi rombongan LIPI dan Bappenas ini, diterima Bupati Wonogiri Danar Rahmanto, sebelum kemudian melakukan peninjauan ke kebun demplot budidaya tanaman pare, lombok dan persawahan yang memakai pupuk organik hayati (POH) Beyon Organic seri Startmik, yang dibuat petani dengan pembimbingan LIPI. ''Peran POH bermanfaat meningkatkan produksi pertanian, menghindarkan ketergantungan petani pada pupuk kimia, serta mampu mengembalikan hara kesuburan tanah,'' ujar Dr Sarjia Antonius.
Baca Selengkapnya.. … Khasiat Tanaman Pare (Momordica charabtia)

Terima Kasih

UNGGAH UNGGUH: Ajining Dhiri Gumantung Ing Kedaling Lathi

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category: ,
Lathi, perangan saking badan ingkang mupangati dateng sok sintena ingkang ngginakaken. Kangge pasrawungan, lathi minangka pusere sarana sesrawungan. Boten sedaya tiyang saged mapanaken piguna saking lathi wonten perangan utami.
Lumantar lathi kathah prakawis saged dipunrampungaken, lathi saged mujudaken maneka warna gegayuhan. Lathi ugi damel endahing kawontenan. Runtuting basa ingkang kawedhar tuhu pinercaya njalari kuncaraning bangsa miwah tatananing nagari.
Emanipun, kadhang kala kathah saking sesrawungan ingkang dereng ngrumaosi bilih saking lathi kagungan guna ingkang kathah. Kiranging pangraos kala wau, nuwuhaken lathi singlar saking ancas damel kabagyan dhiri tuwin tiyang sanes, pangukeling basa ingkang kelantur, ngantos bebasan banyu mili datan wonten wates ingkang milah, bilih pangandikan ingkang kawedar saged mawon damel kapitunanipun asanes.
Supados lathi saged ngendika ingkang sae lan ugi leres, wonten saperangan prakawis ingkang saged dados pangertosan.
Sepisan, bilih sedaya pangandikan saged dados donga. Donga mekaten saged kemawon kasembadan ing sanajan donga kalawau boten kasengaja. Pangandikan ingkang sae, saged njalari kesaenan dhiri lan ugi tiyang sanes. Tiyang sepuh pangandikanipun saged njalari mulya lan ugi sangsara para putra, pepinginan tiyang sepuh supados para putra pikantuk kamulyan saha tebih saking bab-bab ingkang nalingsir, kedah kawiwitan saking pangandikan tiyang sepuh ing saben dintenipun.
Pangandikan tiyang sepuh kedah dipunpuput, tuladhanipun pangandikan “bocah nakal, goblog, dableg, seneng maneni wong tuwa, lan sapanunggalanipun” kedah dipunsalini pangandikan ingkang sae, ing sanajan ing wekdal ingkang lumampah kasunyatan lare boten kados ingkang medal saking lathi, kadosta “bocah bagus, bocah pinter, bocak mukti lan sapanunggalanipun,” jalaran ingkang medal saking lathi kalawau saged dados kasunyatan, pramila ing sanajanta remeh nanging saestu saumpami sampun dados pakulinan tartamtu mahanani dhateng kesaenan.
Pangandikanipun pangarsa saged dados kesaenan brayat ingkang woten ing salebeting pangemongipun. Ringkesipun pangati-ati nalikanipun ngendika mujudaken lebet pangertosan saha asung kesaenan dateng dhiri lan sesrawungan sanesipun. Jagad pamulangan Kawa ugi kathah sampun paring tuladha magepokan prakawis punika, umpaminipun piwulang ing pakeliran, rikala Resi Gutama duka dateng ingkang garwa Dewi Indradi, sang resi paring pangandikan ingkang njalari Dewi Indradi salin wujud dados tugu reca, lan taksih kathah malih patuladhan kalebet ing jaman samangke.
Kaping kalih, pangandikan ingkang kelair saking lathi badhe wangsul dateng sinten ingkang paring pangandikan. Umpami ingkang medal saking lathi kalawau wujud kesaenan tartamtu badhe wonten piwales wujud kesaenan ugi, kosok wangsulipun pangandikan ingkang medal saking lathi njalari prakawis ingkang ala, ugi badhe nemahi kacilakan. Pranyata sampun kathah ingkang dumadi, para jutawan lan tiyang-tiyang ingkang kebak ing kanugrahan ugi kawiwitan saking punapa ingkang medal saking lathinipun ing saben dintenipun.
Kaping tiga, sepinten lebet lan cethekipun kawruh, saged dipunmangertosi saking gunem lan pangandikan. Mila tiyang ingkang waskitha tartamtu mranata pangandikanipun, anteb lan ngemot piwulang luhur, kosok wangsulipun tiyang ingkang sembrana punapa ingkang medal ugi kathah prakawis ingkang mratandhani miyur penggalihipun.
Kaping sekawan, bilih ingkang medal saking lathi mujudaken isen-isen saking penggalih. Kenging punapa nalikanipun tiyang ingkang duka kelajeng pangandikanipun sora kathah prakawis ingkang ala, awit ing telenging penggalihipun dipunkebaki panyangka ala. Benten nalika tiyang ingkang nembe pikantuk kasenengan utawi nembe ketaman asmara, ingkang medal saking lathi ugi kebak ing raos tresna, jalaran penggalihipun tebih saking panyangka ala. Lathi saged minangka pralambang kawontenan penggalihipun satunggaling tiyang.
Pangandikan ingkang medal saestu mupangati dateng sedayanipun, pramila leres bilih ajining dhiri manungsa gumantung punapa ingkang saged medal saking lathinipun, nuwun.
Basriyono, Guru Basa Jawa SMPIT Al Huda Wonogiri
Baca Selengkapnya.. … UNGGAH UNGGUH: Ajining Dhiri Gumantung Ing Kedaling Lathi

Terima Kasih

Uji Emisi Mobil esemka Rp 12 Juta

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category:
Foto : Kompas

Mahal juga ya periksakan mobil sehat apa nggak? Sekali periksa Rp 12 juta. Bagaimana para pengusaha bis, taxi, angkot, yang punya ratusan? Masyarakat luas tiap hari di jalan raya dicekoki gas buang kendaraan yang tidak memenuhi syarat. Asap tebal membumbung memenuhi jalan-jalan dan di sekitar jalan dihirup masyarakat yang dilewati kendaraan.
Apakah kendaraan tersebut rutin diuji? Kalau rutin diuji, hebat juga perusahaan tersebut bisa mengeluarkan biaya yang begitu besar. Tetapi benarkan semua diperiksa dengan teliti seteliti mobil esemka ini?
Seperti halnya kemdaraan harus periksakan kelayakan kendaraan alias di KIR. Tapi KIR mobil bisa titip kepetugas atau lewat biro jasa. Sooooo pasti lolos. Mau coba gak ngemel petugas, pastikan gak lolos uji kelayakan.
Soal mobil esemka ini “selamat ya “, pak jakowi pantang mundur, orang solo mendukung sampeyan. Kumpulkan duit untuk uji lagi bos, tapi ya didandan dulu.Kalu sudah siap ke Jakarta lagi. Karena :

"Kapan saja mobil Esemka kalau ingin melakukan uji emisi boleh-boleh saja, enggak ada batasan waktu. Tapi sanggup enggak mereka membayar Rp 12 juta setiap kali uji emisi?" ujar Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (4/3/2012),seperti dikutip dari Kompas

Standar Gas Buang
Gas buang emisi mobil Esemka tipe Rajawali menurut Bambang masih cukup tinggi. Pembuangannya sekitar karbon monoksidanya (CO) 11,63 gram/km serta hidro karbon (HC) dan nitrogen oksida (NOx) sebesar 2,69 gram/km. Untuk mobil baru seperti Esemka yang memakai bahan bakar Pertamax Plus seharusnya mampu membuang CO dengan 5 gram per km dan HC+NOx standar 0,70 gram/km
Baca Selengkapnya.. … Uji Emisi Mobil esemka Rp 12 Juta

Terima Kasih

Jepang resmikan menara tertinggi di dunia

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category:

Tokyo Sky Tree, yang baru saja diresmikan pada Jumat (02/03), kini layak disebut sebagai menara tertinggi di dunia.
Menara setinggi 634 meter dan dibangun sejak Juli 2008 ini menandingi ketinggian Cina Canton Tower (600 meter).
Walaupun masih kalah tinggi jika dibanding gedung Dubai Burj Khalifa di Dubai (830 meter), menara yang didirikan di Tokyo itu tetap dianggap tertinggi untuk ukuran menara -- bukan gedung.
Peresmian menara ini sempat ditunda akibat gempa bumi yang melanda Tokyo dan pesisir timur Jepang, pada 2011 lalu.
Namun penanggungjawab konstruksi meyakinkan publik bahwa menara ini relatif stabil dari guncangan gempa.
Disebutkan menara ini mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,0 skala Richter.
Disain menara banyak diwarnai unsur tradisional Jepang, dengan pijakan dasar berbentuk segitiga, meskipun terlihat pula ada sentuhan modern.
Tahan gempa
Selama pembangunan menara, menurut pengelolanya, tidak pernah terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa pekerjanya.
Situs resmi pengelola menara ini menyatakan, menara ini diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas 'pencegahan bencana'.
Dengan rancangan menara yang tingginya melebihi gedung-gedung lain di Tokyo, maka dapat dihindari persoalan bentrokan sinyal akibat kehadiran gedung-gedung pencakar langit di kota itu.
Saat situasi darurat, menara ini juga dapat dijadikan pemancar jaringan informasi untuk radio dan televisi.
Keterangan resmi pengelola Tokyo Sky Tree menyebutkan, pembangunan menara ini menelan biaya sekitar US $ 806 juta.
Selain dapat digunakan untuk layanan transmisi digital radio dan TV, menara ini dilengkapi akuarium, serta teater.
Masyarakat juga dapat memanfaatkan ketinggian menara ini untuk menikmati pemandangan kota Tokyo dari atas menara
Sumber : BBC
Baca Selengkapnya.. … Jepang resmikan menara tertinggi di dunia

Terima Kasih

DONOR DAN CEK GOLONGAN DARAH SMAN 1 SRAGEN TAHUN 2012

Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category:

Pada tahun 2012 SMA Negeri 1 Sragen kembali menunjukkan kepeduliannya pada sesama. Bekerja sama dengan pihak PMI cabang Sragen, mengusung tema “Setetes Darah, Segarkan Jiwa , Selamatkan Nyawa”, program kerja OSIS sie PPBN ini kembali digelar pada hari Sabtu tanggal 25 Februari 2012 di UKS SMA Negeri 1 Sragen.

Kegiatan Donor Darah dimulai oleh siswa-siswi kelas XII-IA.1 dengan dibarengi oleh beberapa siswa kelas X-2 yang mengikuti Cek Golongan Darah. Untuk donor darah, pendonor tidak dipungut biaya sepeser pun. Sedangkan untuk mengikuti cek golongan darah, siswa diharuskan membayar biaya pengecekan sebesar Rp9.000,00.
Pada saat kegiatan Donor dan Cek Golongan Darah berlangsung, rasa peduli dan keinginan membantu sesama para siswa sangat terlihat. Terbukti dengan banyaknya siswa kelas XII yang langsung menuju ke UKS sebelum tiba gilirannya untuk mendonorkan darah.
Syukur alhamdulillah, kegiatan ini dapat berakhir sesuai harapan, yaitu sebelum jam 13.30 . Dalam kegiatan itu terkumpul kantong darah sebanyak 65 buah. Dan terdapat 41 siswa yang mengecekan golongan darahnya.
Secara keseluruhan, kegiatan Donor dan Cek Golongan Darah tahun 2012 ini telah berhasil dilaksanakan dengan sukses.
Baca Selengkapnya.. … DONOR DAN CEK GOLONGAN DARAH SMAN 1 SRAGEN TAHUN 2012

Terima Kasih